Masih Cukupkah Waktuku
Terkadang
ketika tak sengaja tatapanku tertuju padanya.
Aku melihat sorot mata
yang kosong, penuh kebingungan dan tanda tanya.
Aku menemukan dingin
tubuhnya seakan membeku dalam kebisuan.
Tangan yang gemetar mencoba
mengangkat secangkir kopi hangat di atas meja.
Oh tidak, aku ingin
menangis.
Mungkin berlari dan menangis.
Tapi kemana kakiku harus
melangkah.
Kurasakan tulang-tulangku lunglai.
Tak sanggup lagi menopang
berat tubuhku.
Aku berharap tak tejatuh di depannya dan membuat dia
tersadar aku tengah menatapnya.
Rambutnya yang semakin memutih entah
menunjukan usianya atau penderitaannya.
Mengapa aku harus tak seberguna
ini.
Membuatnya tersenyum saja aku tak sanggup.
Dan hatiku selalu
bertanya, masih cukupkah waktuku untuk membuatnya bahagia walau hanya
dengan seulas senyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar