16 Juni 2013

Masih Cukupkah Waktuku

Terkadang ketika tak sengaja tatapanku tertuju padanya. 
Aku melihat sorot mata yang kosong, penuh kebingungan dan tanda tanya. 
Aku menemukan dingin tubuhnya seakan membeku dalam kebisuan. 
Tangan yang gemetar mencoba mengangkat secangkir kopi hangat di atas meja. 
Oh tidak, aku ingin menangis. 
Mungkin berlari dan menangis. 
Tapi kemana kakiku harus melangkah. 
Kurasakan tulang-tulangku lunglai. 
Tak sanggup lagi menopang berat tubuhku. 
Aku berharap tak tejatuh di depannya dan membuat dia tersadar aku tengah menatapnya. 
Rambutnya yang semakin memutih entah menunjukan usianya atau penderitaannya. 
Mengapa aku harus tak seberguna ini. 
Membuatnya tersenyum saja aku tak sanggup. 
Dan hatiku selalu bertanya, masih cukupkah waktuku untuk membuatnya bahagia walau hanya dengan seulas senyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar